Jumat, 25 Maret 2011

Tips dan Trik Berhitung Cepat untuk Persiapan UN

Berikut adalah contoh perhitungan campuran penjumlahan dan pengurangan untuk soal UN. Langkah sederhana adalah hitunglah untuk setiap nilai tempat sampai tuntas. Hitung satuan sampai tuntas, puluhan sampai tuntas, dan seterusnya.
Contoh soal:
38.789 + 75.649 – 36.879 = …. …. ….
Cara biasa dapat kita gunakan. Menjumlahkan dua bilangan pertama. Kemudian menguranginya dengan bilangan ketiga. Proses ini melibatkan beberapa metode menyimpan dan meminjam. Anak-anak berisiko salah hitung. Memang bila kita memakai kalkulator seperti tidak ada masalah. Tetapi di sinilah tantangan kreatif otak kanan.
Mari kita coba alternatifnya dengan tuntas, hitung pengurangan dulu:
38.789 + 75.649 – 36.879 = …. …. ….
satuan : 9 + 9 – 9 = 9
puluhan: 8 + 4 – 7 = 5
ratusan: 7 + 6 – 8 = 5
ribuan: 8 + 5 – 6 = 7
puluhrb: 3 + 7 – 3 = 7
Jawab: 77.559 (Selesai).
Dengan beberapa latihan cara di atas menjadi lebih mudah. Anak-anak juga dengan mudah dapat menguji kembali proses berhitungnya.
Berhitung perkalian dan pembagian juga sering memunculkan kerumitan tersendiri. Cara sederhananya adalah hitung pembagian lebih dulu bila memungkinkan. Dengan membagi dulu maka bilangan menjadi lebih sederhana.
Contoh soal:
72 x 35 : 18 = …. …. ….
Cara biasa adalah dengan mengalilkan dulu 72 x 35. Tetapi ini tugas yang cukup berat. Hasilnya bilangan yang besar. Bilangan besar ini kemudian kita bagi dengan 18. Bukan tugas yang ringan. Anak-anak berisiko salah hitung.
Ikuti saran Paman APIQ dengan membagi dulu bila memungkinkan.
72 x 35 : 18 = (72:18) x 35 = 4 x 35 = 140 (Selesai).
Dengan cara sederhana kreatif dari Paman APIQ di atas anak-anak menjadi lebih semangat dan teliti. Bahkan anak-anak menjadi ketagihan untuk berhitung cepat.
Bagaimana menurut Anda?


Sumber : http://apiqquantum.wordpress.com/2011/03/24/memudahkan-berhitung-cepat-untuk-persiapan-un-ujian-nasional/

Jumat, 18 Maret 2011

DOA SEORANG GURU


Ya Allahku,,, Engkau yang menjadikan aku, Engkau mengenal aku luar dan dalam… dan Engkau telah menjadikan aku menjadi seorang guru.
Aku sendiri tidak tahu, mengapa Engkau memberikan pekerjaan guru kepadaku? sebab yang aku tahu, menjadi guru bukanlah cita-citaku…
Tapi aku cukup bahagia.. walaupun ada pahit dan duka yang aku alami : saat ada siswa yang kurang ajar, ada siswa yang melawan dan orangtua yang tidak peduli dengan anak tapi mereka cerewet,,, apalagi kita harus menghadapi siswa yang mayoritas laki-laki serta gaji yang boleh dikatakan pas-pasan.. Kadang memang keluhan seperti ini muncul, tapi ya Allahku,, semua ini menjadi hilang ketika kita menemukan : siswa yang lucu, ramah, sopan, rajin, cerdas, serta bersahabat,, belum lagi kalau kita bertemu dengan orangtua yang perhatian dan selalu turut-serta memantau kemajuan belajar anaknya, dan kebahagiaanku juga bertambah dengan memiliki kepala sekolah yang bijaksana serta rekan guru yang bersahabat… itu semua akan menjadikan semangat kerjaku lebih tinggi lagi.
Dan yang lebih membahagiakan lagi, adalah saat menyaksikan bila semua siswa lulus dengan nilai baik, sungguh saat yang mengharukan, melihat senyum mereka yang merekah melangkah tegap saat menerima ijazah… Ya Allahku,, itu semua adalah saat-saat yang selalu kunantikan.
Allahku,, lebih kurang sebelas tahun aku menjadi guru, aku sering bertemu dengan mantan siswa yang telah berhasil. Aku juga sangat terharu bila bertemu mereka. Kadang wajah mereka hampir lupa, tapi saat mereka menyebut nama dan tahun angkatannya, aku akan mengingat kembali, apalagi bila ternyata dia yang dulunya bandel berubah dewasa dan ramah. Memang ada juga mantan siswa yang tidak peduli bahkan buang muka, tapi tidak seberapa, kebanyakan dari mereka bersahabat dan menghargai guru.
Ya Allah,, ajarlah agar aku tidak cepat bangga dan puas, karena masih panjang perjalanan lagi, dan nantinya akan hadir lagi adik-adik kelas mereka dengan berbagai karakter. Sebab Tugas guru hanya mencangkul, menyuburkan lahan, menabur, menyiram dan merawat hingga menghasilkan buah; Tetapi Engkau Allah yang menumbuhkan,, biarlah aku tidak terpukau dengan masa lalu, melainkan memandang masa kini.

Ya Allah,, hari-hariku adalah di sekolah, untuk itu.. tolonglah aku untuk selalu membuat persiapan yang baik, bangunkan aku lebih subuh, supaya aku tidak terlambat.. Karuniakan aku badan yang sehat, pikiran yang segar, hati yang sabar, sikap yang bijak dan jiwa yang ikhlas,, agar aku dapat mengajar dengan jelas dan memberikan ilmu yang baik. Biarlah aku setia menjadi guru tanpa pamrih, anugerahi aku dengan hati yang tabah penuh kebaikan, agar aku dapat menjalani tugas ini dengan setia dan semangat. Tuntaskanlah masa bakti ini, bakti kepadaMU ya Allah.. Biarlah Engkau menerima dengan baik apa yang aku kerjakan, karna inilah hidupku bagiMU ya Allahku, hidup sebagai seorang guru. Dan biarlah semuanya berjalan dalam kasihMU hingga aku pensiun kelak, kuingin meninggalkan pekerjaan dengan ucapan syukur padaMU.

Allahku,,, kelak… saat ajal menjemputku, sungguh Tuhan,, tidak apa-apa bila tidak ada mantan siswaku yang mengantarku ketempat peristirahatanku yang terakhir. Bukan juga karangan bunga atau siapa yang akan mengantarkan, Tetapi,,, siapa yang datang menjemputku… aku ingin, Engkau datang dengan senyum dan kasihMU,, membawaku masuk dalam kerajaan surgaMU.
Amin,,, Amin,,, Amin….

Jumat, 04 Maret 2011

PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter  merupakan hal yang baru sekarang ini meskipun bukan sesuatu yang baru. Penanaman nilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala. Akan tetapi, seiring dengan perubahan jaman, agaknya menuntut adanya penenaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pengajaran.
Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan (embeded) ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini semakin memudar.
Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Distribusi penanaman nilai-nilai utama dalam tiap mata pelajaran dapat dilihat sebagai berikut:
  1. Pendidikan Agama:  Nilai utama yang ditanamkan antara lain: religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, dan adil.
  2. Pendidikan Kewargaan Negara: Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, mengahrgai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.
  3. Bahasa Indonesia: Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis.
  4. Ilmu Pengetahuan Sosial: Nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras.
  5. Ilmu Pengetahuan Alam: Ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu
  6. Bahasa Inggris: Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerja sama, patuh pada aturan sosial
  7. Seni Budaya: Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin, jujur, disiplin, demokratis
  8. Penjasorkes: Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, mengahrgai karya dan prestasi orang lain
  9. TIK/Ketrampilan: Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain.
  10. Muatan Lokal: Menghargai kebersamaan, menghargai karya orang lain, nasional, peduli.
Bagaimana kesemuanya diaplikasikan? Setiap nilai utama tersebut dapat dimasukkan ke dalam pembelajaran mulai dari kegiatan eksplorasielaborasi, sampai dengan konfirmasi.
Bagian pertama adalah Eksplorasi, antara lain dengan cara:
  1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)
  2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
  3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)
  4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
  5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
Bagian kedua adalah Elaborasi, nilai-nilai yang dapat ditanamkan antara lain:
  1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
  2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
  3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
  4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
  5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
  6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
Dan bagian ketiga adalah konfirmasi, nilai-nilainya antara lain:
  1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
  2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
  3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan)
  4. Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:
  • Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);
  • membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
  • Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis)
  • Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dan
  • Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).
Penanaman nilai inilah yang nantinya diharapkan akan  menjadikan peserta didik menjadi lebih berkarakter.